Scroll untuk baca artikel
AI

Pers dan AI, Seteru atau Sekutu?

55
×

Pers dan AI, Seteru atau Sekutu?

Sebarkan artikel ini
Pers dan AI, Apakah Mereka Bisa Bersahabat?

Transparansi atau keterbukaan dapat terhambat karena AI dapat bersifat kompleks, dinamis, atau tidak dapat diprediksi, sehingga sulit untuk dipahami, dijelaskan, atau dipertanggungjawabkan.

Transparansi atau keterbukaan juga dapat terhambat karena AI dapat bersifat rahasia, eksklusif, atau tidak dapat diakses, sehingga sulit untuk diperiksa, diaudit, atau diregulasi.

Transparansi atau keterbukaan dapat meningkatkan kepercayaan, keterlibatan, dan kerjasama antara AI dan manusia, serta dapat mencegah atau mengatasi konflik, kesalahpahaman, atau kesalahan yang mungkin terjadi.

2. Pertanggungjawaban atau tanggung jawab

Kewajiban atau kewenangan untuk menjawab, menjelaskan, atau membenarkan tindakan, keputusan, atau hasil yang dihasilkan oleh AI, baik kepada publik, pengguna, atau pemangku kepentingan lainnya.

Pertanggungjawaban atau tanggung jawab dapat terabaikan karena AI dapat bersifat otonom, independen, atau tidak tergantung, sehingga sulit untuk dikontrol, dipengaruhi, atau diperbaiki.

Penulis

  • Diky Ziaulhaq

    Halo, Saya Diky Ziaulhaq, penulis profesional di spillTekno.com, Saya berkomitmen menyajikan berita terbaru seputar “Aplikasi, AI, Riview, Tips & Trik, Game dan Sains. Mari eksplorasi bersama! Lihat semua pos

Baca Juga:  10 AI untuk Merapikan Suara: Solusi Cerdas untuk Audio Berkualitas

Respon (2)

  1. Artikel yang menarik tentang peran AI dalam industri pers. Saya setuju bahwa AI bisa memberikan manfaat, tetapi juga harus diawasi dengan baik agar tidak menimbulkan masalah etika atau kualitas. Saya kira pers dan AI bisa menjadi sekutu, asalkan ada keseimbangan antara kreativitas manusia dan kecerdasan mesin. Saya berharap ada regulasi yang jelas dan adil untuk mengatur penggunaan AI di bidang pers, agar tidak merugikan siapa pun.

  2. Artikel ini menarik dan informatif. Saya setuju bahwa penggunaan AI di bidang pers memiliki manfaat dan risiko yang harus diimbangi dengan etika dan regulasi. Saya berharap media dan jurnalis bisa memanfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti, dalam menghasilkan konten yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *