Selain itu, adanya penyakit baru yang terus muncul menambah urgensi untuk menemukan solusi medis yang lebih cepat dan efektif.
Peran Kecerdasan Buatan dalam Penemuan Obat
Mempercepat Penemuan Obat
Boston Consulting Group (BCG) melaporkan bahwa perusahaan farmasi yang menggunakan AI berhasil mempercepat proses pengembangan obat secara signifikan.
Dari 20 perusahaan yang diteliti antara tahun 2010-2021, delapan dari 15 kandidat obat yang menggunakan AI berhasil lolos uji klinis dalam waktu kurang dari satu dekade.
Teknologi AI mampu menghemat waktu dan biaya pengembangan obat hingga 25-50% pada tahap penemuan hingga praklinis.
Studi Kasus: Insilico Medicine
Insilico Medicine, perusahaan farmasi yang berbasis di New York dan Hong Kong, menggunakan AI untuk menemukan obat bagi penyakit fibrosis paru idiopatik.
Dalam waktu hanya 30 bulan, mereka berhasil menyelesaikan tahap praklinis, menunjukkan potensi besar AI dalam mempercepat proses penemuan obat. AI dapat mengidentifikasi target molekul, mensimulasikan efek obat, dan memprediksi hasil uji klinis dengan akurasi tinggi.
Masa Depan Penemuan Obat dengan AI
Validasi dan Verifikasi
Meskipun klaim dari perusahaan farmasi menunjukkan hasil yang menjanjikan, verifikasi independen masih diperlukan untuk memastikan keandalan dan keamanan obat yang dikembangkan menggunakan AI.