AI pembuat karya tulis otomatis dapat menulis teks dalam jumlah yang besar, tanpa perlu istirahat, makan, atau tidur. AI dapat menulis teks dengan konsisten, tanpa dipengaruhi oleh suasana hati, kondisi fisik, atau faktor eksternal lainnya.
Sementara itu, manusia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menulis teks, terutama jika teks tersebut memerlukan riset, analisis, atau pemikiran yang mendalam.
Manusia juga memiliki batas kemampuan dan produktivitas dalam menulis, yang dapat berkurang karena kelelahan, kebosanan, atau kehabisan ide.
Manusia juga dapat mengalami variasi dalam kualitas teks yang ditulis, yang dapat dipengaruhi oleh emosi, kesehatan, atau situasi yang sedang dihadapi.
Dari segi kecepatan dan efisiensi, AI jelas lebih unggul dari manusia. AI dapat menulis teks dengan cepat dan banyak, tanpa mengalami hambatan atau kendala yang dialami oleh manusia.
Namun, apakah kecepatan dan efisiensi saja sudah cukup untuk menentukan kualitas karya tulis? Tentu saja tidak. Kita juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti kreativitas, orisinalitas, dan emosi, yang akan kita bahas di bagian selanjutnya.
AI vs Manusia: Siapa yang Lebih Kreatif dan Orisinal?
Faktor lain yang dapat membedakan antara AI dan manusia dalam menulis adalah kreativitas dan orisinalitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, unik, dan menarik, yang dapat menambah nilai pada karya tulis.